PELAKU PARIWISATA
Pariwisata Indonesia saat ini berkembang pesat. Ada banyak sekali tempat wisata di Indonesia yang bermunculan, seakan-akan tidak pernah habis. Sayangnya, kehadiran tempat-tempat wisata tersebut masih kurang di dukung oleh faktor penting pariwisata. Misalnya, masih minimnya fasilitas wisata di tempat itu, aksesibilitas yang belum memenuhi, dan kurangnya daya tarik wisata. Selain itu, faktor yang paling penting dalam mengembangkan bisnis pariwisata adalah para pelaku-pelaku pariwisata yaitu manusia. Manusia lah yang berperan amat penting dalam membangun pariwisata, baik itu sebagai orang yang mengembangkan sebuah potensi wisata atau sebagai para tamu yang sedang berwisata.
Namun terkadang, permasalahan yang sering terjadi ada pada masalah usia. Untuk memberi bekal kepada generasi bangsa berikutnya, anak-anak khususnya perlu dibekali dengan pendidikan yang baik, yang sekligus memperkenalkan pariwisata yang ada. Selanjutnya, untuk para pelaku wisata yang mungkin sudah lanjut usia, dapat di bekali dengan training-training khusus yang dapat membantu mereka untuk mendukung dan mengenal tentang dunia pariwisata. Selain fasilitas wisata, pelayanan terhadap para pelaku-pelaku pariwisata merupakan hal khusus yang harus sangat di perhatikan.
Pelayanan-pelayanan yang diberikan pun juga harus mengarah pada setiap kebutuhan para pelaku wisata. Apalagi jika kita sebagai pemimpin dalam dunia pariwisata. Contoh sederhananya saja saat kita menjadi seorang Tour Guide. Saat itu, sebagai pemimpin wisata yang berattitude baik, kita harus mengetahui apa saja yang di butuhkan para wisatawan yang sedang kita bimbing dalam berwisata. Karena dengan cara itu, kita mengerti setiap kebutuhan mereka, maka kepuasan akan tercipta dalam diri para wisatawan. Otomatis, setelah mereka sudah merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan, para pelaku-pelaku wisata (wisatawan) akan dengan sendirinya memiliki keinginan untuk berkunjung kembali ke tempat wisata tersebut. Mungkin yang awalnya hanya berwisata sendiri, sangat memungkinkan kunjungan mereka selanjutnya membawa keluarga, teman, atau orang lain yang mereka kenal. Dari peristiwa itu, pengenalan tentang pariwisata negara atau daerah akan semakin berkembang luas dan banyak dikenal oleh pelaku-pelaku wisata baru. Semakin meningkatnya pariwisata suatu negara, otomatis ekonomi negara tersebut berkembang pesat.
Selain itu, orang-orang dalam dunia pariwisata harus sudah mempersiapkan diri dengan baik, mereka harus terdidik dengan attitude yang dapat di acungi jempol. Dimulai dari keramahannya, cepat tanggapnya dalam mengadapi suatu persoalan, bahkan persiapan sistem yang baik. Jika semua itu dapat tersalurkan kepada para pelaku wisata, pasti kepuasan juga akan dirasakan. Endar Sugianto (1999) merumuskan ada 8 dasar pelayanan, yaitu :
1. Pusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan; 2. Berikan pelayanan yang efisien; 3. Naikkan harga diri pelanggan dan jangan mengabaikan; 4. Bina hubungan baik dan harmonis dengan pelanggan; 5. Berikan penjelasan dan informasi sebaik mungkin; 6. Ketahuilah apa keinginan pelanggan; 7. Jelaskan pelayanan apa saja yang bisa diberikan oleh perusahaan; 8. Alihkan tugas pada yang lebih mampu bila tak mampu melayaninya sendiri. Menurut saya pribadi, jika setiap pemimpin wisata dapat menguasai kedelapan dasar pelayanan itu, maka akan sangat membantu dalam menciptakan pelayanan yang memberikan kepuasan kepada para pelaku wisata.
Untuk itu, guna menciptakan pariwisata yang berkualitas tinggi, harus didasari dan di dukung dengan adanya pendekatan terhadap para pelaku wisata itu sendiri.
~SEKIAN~
Namun terkadang, permasalahan yang sering terjadi ada pada masalah usia. Untuk memberi bekal kepada generasi bangsa berikutnya, anak-anak khususnya perlu dibekali dengan pendidikan yang baik, yang sekligus memperkenalkan pariwisata yang ada. Selanjutnya, untuk para pelaku wisata yang mungkin sudah lanjut usia, dapat di bekali dengan training-training khusus yang dapat membantu mereka untuk mendukung dan mengenal tentang dunia pariwisata. Selain fasilitas wisata, pelayanan terhadap para pelaku-pelaku pariwisata merupakan hal khusus yang harus sangat di perhatikan.
Pelayanan-pelayanan yang diberikan pun juga harus mengarah pada setiap kebutuhan para pelaku wisata. Apalagi jika kita sebagai pemimpin dalam dunia pariwisata. Contoh sederhananya saja saat kita menjadi seorang Tour Guide. Saat itu, sebagai pemimpin wisata yang berattitude baik, kita harus mengetahui apa saja yang di butuhkan para wisatawan yang sedang kita bimbing dalam berwisata. Karena dengan cara itu, kita mengerti setiap kebutuhan mereka, maka kepuasan akan tercipta dalam diri para wisatawan. Otomatis, setelah mereka sudah merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan, para pelaku-pelaku wisata (wisatawan) akan dengan sendirinya memiliki keinginan untuk berkunjung kembali ke tempat wisata tersebut. Mungkin yang awalnya hanya berwisata sendiri, sangat memungkinkan kunjungan mereka selanjutnya membawa keluarga, teman, atau orang lain yang mereka kenal. Dari peristiwa itu, pengenalan tentang pariwisata negara atau daerah akan semakin berkembang luas dan banyak dikenal oleh pelaku-pelaku wisata baru. Semakin meningkatnya pariwisata suatu negara, otomatis ekonomi negara tersebut berkembang pesat.
Selain itu, orang-orang dalam dunia pariwisata harus sudah mempersiapkan diri dengan baik, mereka harus terdidik dengan attitude yang dapat di acungi jempol. Dimulai dari keramahannya, cepat tanggapnya dalam mengadapi suatu persoalan, bahkan persiapan sistem yang baik. Jika semua itu dapat tersalurkan kepada para pelaku wisata, pasti kepuasan juga akan dirasakan. Endar Sugianto (1999) merumuskan ada 8 dasar pelayanan, yaitu :
1. Pusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan; 2. Berikan pelayanan yang efisien; 3. Naikkan harga diri pelanggan dan jangan mengabaikan; 4. Bina hubungan baik dan harmonis dengan pelanggan; 5. Berikan penjelasan dan informasi sebaik mungkin; 6. Ketahuilah apa keinginan pelanggan; 7. Jelaskan pelayanan apa saja yang bisa diberikan oleh perusahaan; 8. Alihkan tugas pada yang lebih mampu bila tak mampu melayaninya sendiri. Menurut saya pribadi, jika setiap pemimpin wisata dapat menguasai kedelapan dasar pelayanan itu, maka akan sangat membantu dalam menciptakan pelayanan yang memberikan kepuasan kepada para pelaku wisata.
Untuk itu, guna menciptakan pariwisata yang berkualitas tinggi, harus didasari dan di dukung dengan adanya pendekatan terhadap para pelaku wisata itu sendiri.
~SEKIAN~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar